Minggu, 26 Oktober 2014

ungkit-ungkit

Gue dan salah seorang teman kantor berencana nonton film di bioskop di sela dinas luar kota. Berhubung ada film yang emang gue pengen buat ditonton, jadi gue bilang aja mau nonton film xxxx. Terserah si teman mau setuju atau enggak pokoknya gue mau nonton film itu. Dia ternyata mau aja nonton film yang gue pilih. Yasudah, kami jadi nonton film itu.
Begitu sampai di kantor, kami bercerita soal kegiatan selama dinas luar kota dan sampai di acara nonton film itu. Ternyata si teman gue itu bilang ke orang-orang "ya dia pengen nonton film itu, gue sih sebagai orang tua ngalah aja" Kalimat itu menyadarkan gue kalau ternyata dia merasa telah berkorban. Dia merasa bahwa tindakannya yang mau menonton film yang gue pilih adalah bentuk pengorbanan.
Kejadian ini membuat gue sadar, ohh...ternyata ada tipe orang yang selalu mengungkit-ungkit pengorbanan yang dia lakukan. Cukup tau aja sih. Tanpa orang yang merasa berkorban itu tau, kalau pihak lawan juga bisa merasa seperti itu. Tapi gak mengungkitnya aja. Yah, namanya juga berhubungan sama orang lain. Ada yang namanya kompromi. Gak selalu soal diri sendiri aja. Kalau mau itung-itungan pengorbanan yang dilakukan sih rebek jadinya. Apalagi pakai ngungkit.