Sibuk dan jatuh cintalah. Sehingga mulut dan tingkah lakumu gak mampu nyakitin orang lain. (Tommy Prabowo)
Ada beberapa kejadian yang menimpa gue saat bersinggungan dengan sekumpulan Ibu-Ibu nyinyir. Sehingga gue gatel buat diskusi lalu menulis tentang ini.
Mereka, ibu-ibu nyinyir ini ada aja yang komentar. Mulai dari fisik laki orang, kerjaan orang, bahkan kehidupan rumah tangga orang.
Asahan mulutnya gue rasa tajem banget sih sampai mudah banget rasanya ngina orang lain.
"Jelek banget sih pacarnya si itu hahaha"
"Ah nikahnya kemudaan sih jadi gitu kan..."
"Bego banget deh dia resign, mau dikasi makan apa isterinya"
Selalu dan akan selalu ada saja komentar mereka, tapi dari sisi negatif. Rasanya gak ada sisi positif yg bisa mereka lihat dari seseorang.
Semua orang bisa jadi korban mereka, baik dekat ataupun tidak.
Gue bingung kenapa mayoritas perempuan keknya kalau jadi Ibu-Ibu jadi nyinyir. Mereka berubah jadi rempong dan suka berkomentar jahat.
Bahkan mereka gampang banget mengejek sesama perempuan. Bukan karena memiliki latar belakang sama, jadi paling mengerti ya seharusnya.
Gue inget banget kejadian waktu Happy Salma post foto sama Cok Gus di Instagram. Tetep aja ada yg komen, "alisnya gak rapi ya"
Oh come on, itu orang sudah cantik banget ditambah suaminya ganteng banget gitu dan masih ada aja yg comment jahat yak.
Pernah juga seorang sutradara post foto sahabat ceweknya di instagram terus minta pendapat gimana kira-kira cewek ini. Komentar jahanam malah justru keluar dari perempuan.
"Bitch banget...."
"Ih kek pecun"
Temen gue bahkan ada yang gak mau foto Pre Wed karena gak mau ibu-ibu nyinyir komentar. Karena dia yakin akan pasti ada saja hal yang gak sempurna yang dilihat para ibu-ibu akan pilihan suaminya.
Sebagian dari kita pasti ada yg pernah lihat meme yang kurang lebih bilang "waspadalah sehabis nikah di gedung, pilihan asi atau susu formula akan jadi bahan gunjingan selanjutnya"
Seolah gak ada yang bisa lepas dari komentar ibu-ibu nyinyir ini.
Apa sebenarnya yang terjadi sama sejumlah Ibu-Ibu Nyinyir Indonesia ini ?
Kalau dari hasil ngobrol gue sama sejumlah orang. Ada yang bilang karena mereka tidak punya kultur memuji.
Sulit sekali buat mereka memuji sesama perempuan. Ada yang pakai make up dikit langsung dikatain menor apa segala macem. Padahal gue yakin maksudnya bukan itu. Mereka mau bilang cakep, kok beda gitu. Tapi gak keluar aja dari mulutnya. Padahal kalau mereka didandanin juga pasti seneng sih.
Ada juga yang bilang karena mereka sebenarnya sedang menertawakan nasib atau ketidak beruntungan mereka sendiri. Mereka ngatain fisik laki orang, mungkin karena miris kok gak dapet yang macam begitu.
Mereka mungkin juga gak puas sama hidupnya sekarang. Jadi sibuk nyinyirin hidup orang lain. Gue percaya orang kalau bahagia sama hidupnya, kecil kemungkinan nyakitin orang lain.
Heran aja, kenapa sesama perempuan kok saling menyakiti. Malah saling merendahkan kaumnya sendiri. Bahkan kalau gue liat Mas-Mas sekitaran gue lebih bisa supportive dan gak judgemental atas hidup orang lain.
Sekumpulan ibu-ibu nyinyir ini sungguh merusak perdamaian. Rasanya sulit ketemu ibu-ibu asik dan seru gitu di jaman sekarang. Entah dari berbagai alasan di atas tadi, mana yang paling cucok.
Atau mungkin mereka ternyata hanya kurang kelon....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar